Tuesday, April 29, 2014

Ada Harga Ada Barang (?)

Sering banget kita liat produk yang mirip tapi harga bisa beda jauh, dan biasanya klo ditanya, jawabannya gamblang aja "Ada harga ada barang, Bu. Yang ini harga memang lebih tinggi, tapi kualitas tentunya lebih bagus." Hmm... jadi terbentuklah di pikiran bahwa apabila kita menghendaki kualitas yang bagus, tak jarang kita perlu merogoh kocek lebih dalam demi untuk mendapatkan kualitas yang kita anggap pantas itu. Tapiiii...beberapa hari ini ada sedikit kesibukan di toko yang membuat gw mempertanyakan apakah benar konteks ada harga itu ada barang?

Beberapa hari yang lalu, gw bercakap-cakap sama seorang tukang pasang kacafilm mobil. "Sebetulnya gimana sih cara hitung pemakaian bahan dan ongkos pasang mobil?" Ya jujur saja, walaupun gw jualan kacafilm, tapi karena konsumen gw kebanyakan sales/tukang ataupun toko kaca, jadi gw lebih ngerti jual bahannya aja, sementara prakteknya ga sejago tukang2 pasang ini tentunya. Makanya begitu ada kesempatan, ga ada salahnya juga deh coba ngertiin lagi kan? Tapi jawaban mereka juga tidak detail,
"biasa klo mobil sih kurang lebih pakenya 3-3,5mtr ya.. kcuali mobil2 tertentu"
"trus ongkos pasangnya gmn? mana tau saya ada cust yg minta dipasang, kan bisa kenalin ke kamu"
"ya tergantung, Bu... Lagian klo mobil saya biasanya borongan. Klo mau bahannya tar saya ambil sama Ibu aja"
"Oh.. ya gpp deh. Memangnya tergantung apanya nih?"
"Tergantung mobilnya"
"Oh, jadi ada tabel gitu ya? Coba kasih tau saya Mas biasa org2 paling sering minta pasang mobil apa dan brp tarifnya?"
"Bukan Bu, tapi tergantung orangnya kira2 kaya gimana dan bawa mobil apa, harga dikira2 bisa masuk berapa"
Oooohh... hahaha.. jadi maksudnya, klo ada orang yang sanggup beli mobil BMW, pasti sanggup bayar kacafilm dengan harga lebih tinggi, walaupun mungkin film yang dipakai sama dengan film yang dipasang di mobi Innova misalnya. Jadi.. apakah term ada harga ada barang masuk dalam konteks ini? Hmm... gw rasa ngga juga ya?

Jadi teringat juga pernah ada satu kontraktor yang datang ke toko bercerita tentang proyek yang sedang dia tangani. Katanya, disana rumahnya buesaaarr sekaliii.. Untuk kamar mandinya saja, interiornya bisa habis ratusan juta (yet jarang ditinggalin tu rumah). Mobilnya ada 7, masing2 mobil ada satu sopir, tapi mobilnya jarang bgt dipake, setiap hari sopirnya ksana cuma manasin mobil aja, maju mundur di garasi, ngopi n baca koran. Bahkan bisa dibilang, sopir dan pembantu lah yang ninggalin rumah itu. Ada satu sopir yang jadi kepercayaan pemilik rumah, gadget si sopir aja keren bgt. Back to topic, jadi si sopir ini yang bertanggung jawab untuk proyek kontraktor yang jadi konsumen gw ini. Dan setelah cerita ini itu, si kontraktor pun mengutarakan bahwa dirinya ingin mencari sandbast yang paling murah. Jadi selain pilihan sandblast TAKI dan TOP COLOUR, memang ada juga sandblast korea yang harganya jauh lebih murah. "Tapi sandblast ini lambat keringnya loh Pak, dan mungkin bisa ada bintik2 selama 3-5 hari baru hilang. Pemasangannya juga tidak boleh terlalu banyak samponya. Memang sih harganya jauh lebih murah dari sandblast yang biasa orang2 pakai." "Ya sudah, itu saja, saya ambil 2 roll" Well... setelah itu pun sempat balik lagi si Bapak Kontraktor karena ada tambahan 1 roll lagi.. Jadi, rumah sebesar dan sebagus itu pun akhirnya dikasiin sandblast murah dengan kualitas yang tidak sebagus standardnya (gausah ditanya berapa harga yang dimasukin si bapak kontraktor ke si sopir, yang kemudia di-up lagi sebelum dilaporkan ke si pemilik rumah).

Jadi moral of the story: Ga semua barang yang mahal itu berarti bagus. Klo tidak ingin kena "ketok" harga, knowledge is the key to save your pocket. Kaya kata peribahasa mandarin, 貨比三家 (bandingin dulu barang ke tiga tempat)